PENGANTAR TELEMATIKA (minggu ke 1)

1. Penjelasan Telematika :  
*Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE”. Kata telematika sendiri adalah singkatan dari Telkomunikasi dan Informatika yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
*Menurut Moedjiono makna Telematika merupakan konvergensi dari: Tele=”Telekomunikasi”, ma=”Multimedia” dan tika=”Informatika”.
*Menurut Yusuf Hadi Miarso (2007) Telematika merupakan sinergi teknologi telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary (digital).
*Telekomunikasi adalah sistem hubungan jarak jauh yang terjalin melalui saluran kabel dan nirkabel (gelombang suara, elektromagnetik, dan cahaya). Sedangkan informatika adalah pengelolaan data yang bermakna dengan sistem binary (digital). Istilah Teknologi dan Komunikasi (ICT = Information and Communication Technology) yang lebih dikenal sekarang ini bermaksud memperluas pengertian telematika.
*Istilah Telematics juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu (konvergensi). Semula media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi komunikasi pada saat itu.
Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan. Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televisi, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia.

2. Bidang ilmu yang mendasari telematika :
Telematika lahir didasari oleh adanya ilmu telekomunikasi, dan ilmu informatika yang ketiganya merupakan bidang ilmu yang berbeda – beda. Pada awalnya, pada telekomunikasi hanya dikenal alat sebagai transmisi suara manusia dari suatu tempat ke tempat lain melalui gelombang radio ataupun satelit. Sedangkan ilmu informatika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Disiplin ilmu ini mencakup beberapa macam bidang, termasuk di dalamnya: sistem informasi, ilmu komputer, ilmu informasi, teknik komputer dan aplikasi informasi dalam sistem informasi manajemen. Keduanya memiliki kesamaan yaitu menyampaikan data melalui suatu media. Kesamaan itulah yang kemudian digabungkan dalam satu bidang yang dikenal dengan telematika.

3. Bidang apa saja yang memanfaatkan telematika :
- Bidang Pendidikan, yaitu :
a. Perpustakaan Elektronik, mengubah sebagian informasi yang ada di perpustakaan yang tadinya secara manual diubah menjadi informasi yang dapat diakses melalui internet.
b. Surat Elektronik (email), orang tua, mahasiswa, dosen dapat saling berhubungan mengenai kegitan dalam maupun luar dari mahasiswanya.
c. Ensiklopedia, menggunakan CD ROM dalam perkembangannya agar isi dari ensiklopedia itu snediri tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video, audio, tulisan dan gambar.
- Bidang Pemerintahan, E-goverment E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik.
- Bidang Penjualan, Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, sampai membuat klaim.

4. Perangkat apa saja yang dibutuhkan :
Perangkat yang dibutuhkan dalam telematika pada dasaranya sama yaitu :
1). hardware yang berupa perangkat pengirim/penerima data,.
2). jaringan sebagai transmitor data yang biasanya menggunakan jaringan seluler (HP), jaringan  Satelit, jaringan Siaran Radio/TV, jaringan Titik Akses dan lainnya.
3). Software yang akan mengkonfersi gelombang analog kedalam digital.

5. Keuntungan dan kerugian dari telematika :
*Keuntungan:
- Kemudahan dalam memperoleh informasi.
- Informasi yang diperoleh dapat bersifat real time.
- Transparansi dalam informasi.
- Kemudahan dalam memperoleh data.
- Penghematan waktu.
*Kerugian:
- Kejahatan cyber crime, penyusupan pada sistem, penyelundupan narkoba.
- Informasi dan data yang mudah diperoleh tidak hanya informasi yang bersifat positif tapi juga negative. Kurangnya keamanan pengaksesan informasi negative dapat meningkatkan kejahatan dalam masyarakat, seperti peredaran video porno di internet meningkatkan pemerkosaan dan pelecehan seksual.
- Kurangnya privasi pengguna, karena kurangnya keamanan jaringan sehingga dapat dengan mudah disusupi oleh hacker/cracker ataupun virus;
- Meningginya individualisme masyarakat, karena tidak ada batas ruang dan waktu menyelusur dunia maya sehingga terkadang menjadi lupa diri, dan tidak mengenal sekitar.


Sumber:
http://robby.c.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/45621/sejarah-telematika.pdf.
http://silvia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/45251/Pengantar+Telematika.pdf
http://documents.tips/documents/01-makalah-telematika.html#
https://diahtyas8.wordpress.com/2011/10/10/pengantar-telematika-1/

Tugas Softskill ke 3 BAHASA INDONESIA 2

Tugas ke 3 bahasa indonesia 2
Nama : Lingga Baskara
Npm : 14113998
Kelas : 3ka27
Anggota Kelompok :
- Lingga Baskara
- Mohammad ilyas
- Nur Syamsul
Tugas :

o   Buat resensi novel dengan tema bebas ,harus keluaran 2014 -2016

o   Buat usulan rancangan penelitian
Tugas 1 : resensi novel
Harum Feminisme dari Papua


Data Buku
Judul                     : Isinga (Roman Papua)
Pengarang          : Dorothea Rosa Herliany
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                    : Januari 2015
Harga                    : Rp. 50.000,-
Tebal                     : 218 halaman
Ukuran                 : 13.5 x 20 cm
Cover                    : Softcover
ISBN                      : 978-602-03-1262-0
Kepengarangan
Dorothea Rosa Herliany (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 20 Oktober 1963; umur 52 tahun) adalah seorang penulis dan penyair Indonesia.
Setamat SMA Stella Duce di Yogyakarta, ia melanjutkan pendidikan ke Jurusan Sastra Indonesia, FPBS IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta (kini Universitas Sanata Dharma) dan tamat dari sana tahun 1987.
Ia mendirikan Forum Ritus Kata dan menerbitkan berkala budaya Kolong Budaya. Pernah pula membantu harian Sinar Harapan dan majalah Prospek di Jakarta. Kini ia mengelola penerbit Tera di Magelang.
Ia menulis sajak dan cerpen. Kumpulan sajaknya: Nyanyian Gaduh (1987), Matahari yang Mengalir (1990), Kepompong Sunyi (1993), Nikah Ilalang (1995), Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999), dan Kill the Radio (Sebuah Radio, Kumatikan; edisi dwibahasa, 2001). Kumpulan cerpennya: Blencong (1995), Karikatur dan Sepotong Cinta (1996).
Dorothea Rosa Herliany adalah orang pertama yang memenangi kedua kategori Kusala Sastra Khatulistiwa, prosa dan puisi, dengan "Santa Rosa" (puisi) pada 2006 dan "Isinga: Roman Papua" (prosa) pada 2015.
Gambaran Singkat
Selang beberapa hari, Malom datang. Ia minta Irewa pulang. Mama Kame dan Bapa Labobar tak bisa mencegah. Malom adalah suami yang sah. Orangtua Malom sudah membeli Irewa dengan sejumlah babi-babi sebagai mas kawin. Selain itu, Irewa juga seorang yonime, juru damai dua pihak yang bermusuhan. Irewa harus mau untuk kembali ke Hobone. Kembali ke kehidupan sehari-harinya yang berat. Mau atau tidak, ia harus menjalaninya. Tak ada pilihan.
Kehamilan demi kehamilan, keguguran demi keguguran tidak mengurangi niat Malom untuk terus punya anak. Malom berpikir itu sudah menjadi tugasnya sebagai laki-laki. Tugas yang diminta masyarakat. Suami harus mengawini istri agar menghasilkan anak. Perempuan adalah makhluk yang mendatangkan kesuburan. Anak laki-laki berguna untuk menuntut pengakuan akan tanah dan simbol penerus keturunan. Makin banyak anak laki-laki, makin berharga dan bermartabat. Tanah luas dan keturunan banyak. Anak laki-laki juga berguna agar prajurit mati ada yang menggantikan. Anak perempuan bernilai ekonomi. Perempuan berguna untuk mendapatkan mas kawin dan harta adat (babi).
Sinopsis
Cerita ini berawal pada kisah cinta Meage dan Irewa, dua orang muda dari Dusun Aitubu yang tengah menjalin cinta. Meage pun telah berencana meminang Irewa. Oleh karena itu, ia melakukan banyak ritual adat demi mendapat restu calon mertua.
Di saat hampir terwujud, muncul seorang pemuda dari Dusun Hobone bernama Malom yang juga tertarik pada Irewa. Namun, Irewa menolaknya karena terlanjur mencintai Meage. Tak terima pinangannya ditolak, Malom nekat menculik Irewa. Perang antara dua kampung pun pecah.
Sampai kemudian, Dusun Hobone ingin mengakhiri peperangan dengan mengajukan tawaran perdamaian. Isinya, agar rakyat Dusun Aitubu merestui Irewa dipersunting oleh Malom. Dengan kata lain, Irewa menjadi yonime.
Babak baru dalam hidup Irewa pun dimulai. Hidupnya semakin sengsara. Tidak hanya dipaksa menafkahi suami, Irewa kerap dipaksa hamil, dan melahirkan sendiri di atas dua lembar daun pisang. Irewa juga sering mengalami keguguran dikarenakan kondisi tubuhnya yang lemah karena jarak yang sangat dekat di setiap kehamilannya.
Keinginan Malom memiliki anak banyak, tidak lain untuk warisan juga kekuasaan. Tetapi, yang paling diharapkannya adalah anak laki-laki. Baginya, anak laki-laki adalah tumpuan saat perang.
Namun, takdir membuat Irewa terkena penyakit kelamin yang ditularkan oleh suaminya sendiri lantaran gemar bermain perempuan. Tak ada yang bisa dilakukan Irewa. Di saat itu, Irewa merasa jiwanya terpanggil ke dalam dunia aktivis, yang akan mengangkat perempuan Papua dari penderitaan dan ketidaktahuan.
Kelebihan
Novel ini mengajarkan kita akan apa arti tegar, kuat, mandiri dan cantik sebenarnya. Sebuah bacaan menarik yang sangat inspiratif.Novel diperkuat dengan karakter-karakter tokoh yang telah mengambil peran masing-masing dalam cerita.
Novel ini layak untuk mendapat perhatian karena novel ini dapat menambah pengetahuan kita lebih dalam lagi mengenai perjuangan dan arti hidup yang sesungguhnya.Alur ceritanya cukup rapi dengan penjabaran satu per satu masalah yang harus dihadapi Irewa.
Kekurangan
Halaman novel cukup tebal, ada beberapa sesi cerita yang cukup panjang dan sedikit membosankan kendati penuturan gaya bercerita agak kaku, namun novel ini tetap mampu mengaduk perasaan ketika membacanya.
Sedikit sulit ketika dicampur dengan bahasa Papua. Budaya, tarian, nyanyian, yang semula tidak diketahui sama sekali menjadi gambaran baru dalam benak.
Kesimpulan
Menurut saya penggambaran dan penjabarannya sempurna. Penulis dapat membawa pembaca betul-betul larut dalam suasana dalam cerita seolah pembaca ikut berpetualang dalam cerita. Namun, maaf karena saya sedikit kurang puas dengan bahasanya yang kaku. Jadi, saya hanya memberikan empat dari lima bintang untuk novel ini.
Tugas 2 : usulan rancangan penelitian
PROPOSAL PENELITIAN
Pengaruh Sosial Media Instagram terhadap Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa
A.    Latar Belakang Masalah
Majunya teknologi dan arus informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan media ikut juga berperan aktif dalam perubahan gaya hidup seseorang baik media elektronik, cetak maupun online. Media sosial yang menawarkan aplikasi khusus dan dikemas secara menarik juga membantu penggunanya untuk terus mengikuti perkembangan media sosial itu sendiri. Media massa menawarkan berbagai kemudahan dalam penyebarluasan dan penerimaan informasi. Mudah dan cepat juga menjadi andalan dari media sosial itu sendiri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan sosial baik secara positif maupun negatif.
Salah satunya media social yang sedang gencar-gencarnya di kalangan remaja saat ini adalah Instagram. Instagram sendiri merupakan tempat untuk mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Sistem social di dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna Instagram lainnya. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna akun dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah di unggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Oleh karena itu para remaja dan anak-anak zaman sekarang berlomba mengunggah foto sedemikian rupa agar mendapatkan banyak like hingga menjadi foto yang populer.
Dampak yang dapat terjadi terhadap remaja dan anak-anak ini sebagai pengguna Instagram yaitu krisis percaya diri, persaingan kehidupan mewah, konsumtif, dan tidak menatap realita atau kenyataan. Dalam hal ini mereka selalu mengikuti trend yang sedang berlangsung di dunia dan dikalangannya. Seperti kasus anak-anak yang rela menghabiskan uang mereka untuk membeli pakaian yang sedang trend digunakan saat itu. Karena mereka tidak mau dibilang ketinggalan zaman oleh teman-temannya dan dianggap tidak mengikuti zaman.pakaian yang sedang trend digunakan pada saat itu. Semakin high class foto yang mereka unggah maka disitulah tingkat kepopuleran mereka diukur.
B.     Rumusan Masalah
Bagaimana sosial media Instagram dapat mempengaruhi tingkat gaya hidup yang konsumtif terhadap mahasiswa ?
C.    Tujuan dan Lingkup Penelitian
a.       tujuan
Untuk mengetahui seberapa besar media social instagram mempengaruhi gaya hidup konsumtif  mahasiswa.
b.      Lingkup penelitian atau indikator variabel
Pemilik akun media social instagram dengan kelas A, B, dan C sebagai indikator variabel bebas. Dan gaya hidup konsumtif Mahasiswa sebagai idikator variabel terikat.
D.    Manfaat Penelitian
a.       Manfaat teoritis
Dapat menambah khasanah, pengetahuan, dalam hal pengaruh media social instagram terhadap gaya hidup konsumtif remaja. Dan Hasil penelitian dapat dipakai sebagai referensi peneliti selanjutnya.
b.      Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan bahasan pertimbangan bagi semua pihak dalam memahami social media terutama Instagram yang dapat mengubah gaya hidup konsumtif masyarakat khususnya kalangan remaja dan anak-anak. Serta memberikan manfaat bagi semua pihak.
E.     Batasan Konsep dan Operasional
·         Batasan konsep
            Media Sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun jaringan (networking). Sebuah media online, dengan para penggunanya (users) bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.
Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.
            Menurur Minor dan Mowen (2002, p. 282) Gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktunya.
            Konsumtif yakni suatu perilaku  yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah yang berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata. 
·         Batasan operasional
            Media social instagram memiliki pengaruh yang sangat kuat dan daya saing yang tinggi terhadap gaya hidup konsumtif khususnya pada Mahasiswa .Sehingga memunculkan kelas-kelas sosial, menimbulkan gengsi, dan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi terhadap apa yang dikenakannya atau dibelinya.
F.     Hipotesis Penelitian
-          Rumusan masalah assosiatif : Bagaimana sosial media Instagram dapat mempengaruhi tingkat gaya hidup yang konsumtif terhadap mahasiswa ?
-          Hipotesis penelitian : ada pengaruh akun social media instagram terhadap gaya hidup konsumtif Mahasiswa ?
G.    Tinjauan Pustaka
Adanya fenomena Instagram yang berkembang di masyarakat, terlebih remaja saat ini merupakan bagian dari perkembangan media baru yang ada. Perkembangan media baru ini tidak dapat dihindari, karena termasuk dalam perkembangan kehidupan manusia.
1.     Teori Persamaan Media
Teori persamaan media ini ingin menjawab persoalan mengapa orangorang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah media itu manusia. Dengan demikian menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face. Jelas teori ini berkenaan sekali dengan penggunaan Instagram saat ini, bahwa dengan media komunikasi seperti Instagram ini kita dapat berinteraksi dengan Smartphone seolah-olah handphone ini adalah llawan bicara kita. Serta penggunaannya yang saat ini sebagai media untuk berbelanja secara praktis, cepat dan tepat waktu. Mengapa teori ini sangat relevan digunakan dipenelitian ini karena sudah sangat jelas, karena sebagai manusia kita sangat membutuhkan informasi serta berkomunikasi. Dalam hal ini media-media seperti handphone lah yang dapat digunakan untuk menunjang proses ini, media inilah yang menjadi lawan dalam komunikasi manusia. Karena itu dalam teori ini media pun disebutkan sebagai manusia karena mampu memberikan feedback langsung terhadp kita manusia yang mengkomunikasikannya.
2.      Teori perilaku
Ada beberapa teori mengenai perilaku manusia yang tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada. Salah satu teori perilaku yang berkenaan dengan penelitian ini adalah teori dorongan (drive theory).Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Bila organisame itu mempunyai kebutuhan, dan organism ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organism itu. Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut (Hull Crider, 1983 : 76).
 Dalam hal ini, jelas bahwa manusia yang berperilaku konsumtif mendapatkan dorongan dari lingkungannya untuk mengkonsumsi barang secara berlebihan atau dengan kata lain tidak sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Hal inilah yang menjadi motivasi bagi mereka dalam berperilaku konsumtif. Sebagaimanannya remaja yang selalu mengkonsumsi barang yang berlebihan, perilaku konsumtif mereka ini lah yang mendorong mereka selalu menjadi boros dalam hal berbelanja, setelah mereka mengenal yang namanya Instagram lalu mulai berbelanja online melalui Instagram tersebut mereka akan mulai merasakan dorongan-dorangan dalam diri mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka entah itu kebutuhan seperti baju, celana, aksesoris, tas dll. Dan setelah mereka berbelanja online di Instagram dan merasakan kebutuhan mereka terpenuhi maka dorongan-dorongan dalam diri mereka akan berkurang setelah mereka mendapatkan kebutuhan yang mereka inginka. Mereka tidak berpikir apakah barang tersebut berguna atau tidak untuk mereka, yang terpenting kebutuhan mereka terpenuhi. Inilah yang menyebabkan perilaku konsumtif remaja terjadi dan sesuai dengan penjelasan teori dorongan (drive theory) ini.
3.      Perilaku konsumtif mahasiswa
Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok. Sumartono (2002) mengungkapkan bahwa secara operasional, indikator perilaku konsumtif yaitu:
a.       Membeli produk karena iming-iming hadiah
Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut. Hal ini akan memberikan pemikiran kepada konsumen bahwa hanya dengan membayar satu produk, konsumen akan mendapatkan produk lebih.
b.      Membeli produk karena kemasannya menarik
Konsumen mahasiswa sangat mudah untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan di hias dengan warna-warna yang menrik. Artinya motif untuk membeli produk tersebut hanya produk tersebut dibungkus dengan kemasan yang rapid an menarik. Produk yang dibungkus rapi akan membuat daya tarik lebih kepada kosumen sehingga konsumen yang melihat akan tertarik untuk membeli produk tersebut.
c.       Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi
Konsumen mahasiswa mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya mahasiswa mempunyai cirri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut dan sebagainya dengan tujuan agar mahasiswa selalu berpenampilan menarik perhatian orang lain. Mahasiswa membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri. Hal ini akan menunjang penampilan mahasiswa yang pada dasarnya sudah memiliki penampilan menarik.
d.      Membeli produk atas pertimbangan harga mahal dianggap prestige
Konsumen mahasiswa cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah. Individu akan merasa lebih percaya diri dan dihargai kalau barang-barang yang dikenakannya adalah produk mahal.
e.       Membeli produk hanya sekedar menjaga symbol status
Mahasiswa mempunyai kemampuan membeli yang tinggi, baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya. Sehingga hal tersebut juga dapat menunjang sifat eklusif dengan barang yang mahal dan member kesan berasal dari kelas social yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar terlihat lebih keren dimata orang lain.
f.       Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan.
Mahasiswa cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai oleh tokoh idolanya. Mahasiswa juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut. Oleh karena itu, produk apapun yang dipakai oleh tokoh idolanya maka akan menjadi pertimbangan besar bagi mahasiswa terhadap produk yang akan dipakainya.
g.      Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang positif.
Mahasiswa sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Hurlock (1999) juga menambahkan bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri.
H.    Metodologi Penelitian
a.       Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa dari fakultas ilmu komputer dengan jumlah 50 orang. Terdiri atas 15 orang pria dan 35 orang wanita.
b.      Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner (angket) dengan simple random sampling. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Berikut contoh draft kuesioner yang dibuat oleh peneliti:
1.      Apakah anda pengguna akun social media instagram?
a)      Iya                         b) Tidak
2.      Berapa jam anda menggunakan akun instagram dalam sehari?
a)      2-3 jam                  b) 4-6 jam                    c) lainnya…..
3.      Kegiatan apa yang sering anda lakukan pada aplikasi tersebut?
Pernyataan
sering
Jarang
Tidak pernah
a.       Mencari tahu lebih banyak tentang seseorang



b.      Mencari suatu hal yang baru



c.       Melihat sesuatu yang menghibur



d.      Update tentang keseharian



e.       Meningkatkan keterampilan



4.      Seberapa pengaruh likers dan followers pada akun Instagram anda?
a)      Sangat pengaruh   b) biasa saja                 c) tidak pengaruh
5.      Dari segi apa anda rate diri anda sendiri?
a)      Tempat                  b) pakaian                    c) lainnya….
c.       Metode analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic. Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian yaitu, statistic deskriptif dan statitik inferensial. Statitik inferensial meliputi statitik parametris dan statistic nonparametris.
d.      Metode validitas data
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Daftar Pustaka
Sugiyono, Dr.  Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2015
Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012
Ahmad Syaiful R., 2012, Hubungan Gaya Hidup Konsumtif Terhadap Harga Diri Mahasiswa http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20308770-S%2043109-%20Hubungan%20gaya-full%20text.pdf
Wikipedia, 2015, definisi instagram,  id.wikipedia.org/wiki/Instagram 
Keke Mahardika, 2016,  pengaruh penggunaan instagram di kalangan remaja https://www.academia.edu/9797885/pengaruh_instagram_terhadap_kehidupan_remaja
Wikipedia, 2015, definisi konsumtif,  id.wikipedia.org/wiki/Konsumtif

TUGAS 2 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

1. Contoh karya ilmiah SKRIPSI
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah
Seperti halnya Negara-negara lain didunia, Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, banyak dibantu oleh peranan swasta dalam membangun ekonominya. Sedemikian besaranya peranan tersebut, sehingga pemerintah banyak menerbitkan kebijakan-kebijakan yang bermaksud membantu pengembangan swasta ini diberbagai bidang usahanya.
Menghadapi peluang-peluang tersebut maka setiap perusahaan swasta perlu mempersiapkan sumber sumberdaya manusia yang berkwalitas dan tepat guna. Hal ini semata-mata didasari oleh adanya keinginan untuk meningkatkan mutu kinerja manajemen perusahaan, agar kiprahnya sesuai dengan harapan dan kehendak pemerintah.
Sebuah perusahaan harus melihat bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan  kemajuan kinerja manajemen perusahaan. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan swasta ataupun pemerintah untuk memperoleh sumberdaya manusia yang berkualitas yang diharapkan  antara lain melakukan kegiatan rekrutmen pegawai. Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut dilakukan melalui proses seleksi yang merupakan proses penentuan layak atau tidaknya seseorang menempati suatu pekerjaan tertentu, berdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditentukan perusahaan. Rekrutmen pegawai dilakukan untuk memenuhi kekurangan sumberdaya manusia diperusahaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya, kelancaran pelaksanaan kegiatan rekrutmen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengolahan data rekrutmen tersebut. Hal ini mengingat, hasil proses pengolahan data sangat menentukan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Selama penulis menilai dan menganalisis, terlihat bahwa dalam proses pengolahan data rekrutmen tersebut, pelaksanaannya masih menggunakan fasilitas aplikasi komputer, sehingga hal ini sering menimbulkan proses penyajian informasi yang diperlukan kurang cepat. mengingat besarnya harapan, agar proses tersebut dapat dilakukan lebih cepat maka sungguh tepat jika perangkat lunak rekrutmen pegawai diperusahaan diterapkan.
Sesuai dengan uraian diatas maka dalam penyusunan tugas akhir ini, diambil judul “PERANGKAT LUNAK REKRUTMEN PEGAWAI MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC .NET BERBASIS CLIENT-SERVER”.
Perangkat lunak yang akan dirancang ini bersifat dinamis atau global maksudnya adalah perangkat lunak ini bisa digunakan oleh perusahaan yang bergerak dibidang apa saja didalam melakukan kegiatan rekrutmen pegawai.





1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah yang menjadi perhatian penulis dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Proses pemeriksaan hasil tes yang lama dan tidak langsung diketahui
2.      Membutuhkan biaya oprasional yang besar setiap ada perekrutan karyawan
3.      Tidak bisa memberikan referensi penempatan jabatan.
4.      Laporan yang digunakan masih membutuhkan proses yang lama.

1.3Tujuan Penelitian
            Maksud pembangunan perangkat lunak ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan program strata 1 jurusan sistem informasi di UNIVERSITAS GUNADARMA.
Adapun tujuan dari pembangunan perangkat lunak ini adalah sebagai berikut :
  1. Membangun sebuah perangkat lunak rekrutmen pegawai yang bisa digunakan atau dipakai di perusahaan ini dalam melakukan kegiatan rekrutmen pegawai.
  2. Membangun  database terintegrasi didalam sebuah jaringan
  3. Mengolah data calon pelamar lebih cepat diketahui
  4. Mereferensikan diterima atau tidaknya pelamar
  5. Pembuatan laporan yang akan digunakan oleh perusahaan  didalam pengambilan keputusan final untuk penerimaan pegawai.

1.4 Batasan Masalah
            Ruang lingkup pembahasan dalam pembangunan perangkat lunak ini terbatas pada masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pengolahan data rekrutmen pegawai pada tahap tes-tes penerimaan yang berupa soal tanya jawab yang harus dijawab oleh pelamar, dan memberikan referensi penempatan kerja atau penempatan jabatan sebagaimana kebutuhan yang telah direncanakan oleh perusahaan.
            Perancangan sistem yang akan digunakan adalah menggunakan, bahasa pemrograman Visual basic .NET, dan Microsoft SQL Server 2005 sebagai database engine, serta Cristal Report digunakan untuk pembuatan laporan.

1.5 Metode Penelitian
1.5.1   Metodologi Pengumpulan Data
  1. Observasi, yaitu mengadakan tinjauan langsung dengan tujuan mendapatkan gambaran langsung tentang rekrutmen pegawai yang dijadikan objek dalam tugas akhir tersebut.
  2. Interview, yaitu mengadakan wawancara langsung pada pihak-pihak yang dianggap penting agar dapat memberikan penjelasan secara rinci atas pertanyaan yang diajukan sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan menyeluruh.
  3. Study Literatur, yaitu mencari informasi lain yang berasal dari buku-buku yang mendukung terhadap permasalahan-permasalahan yang diangkat.
 1.5.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak
            Adapun pengembangan sistem yang digunakan adalah paradigma waterfall (Clasic Life Cycle) dengan tahapan-tahapannya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Keterangan :
  1. Sistem Engineering, melakukan pengumpulan data dan penempatan kebutuhan semua elemen sistem.

  1. Sistem Analisis, Melakukan analisis terhadp permasalahan yang dihadapi dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak, fungsi performasi dan interfacing.
  2. Design, menetapkan domain informasi untuk perangkat lunak, fungsi dan interfacing.
  3. Coding, pengkodeaan yang mengimplementasikan hasil design kedalam kode atau bahasa yang dimengerti oleh mesin komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu.
  4. Testing, Melakukan pengujian kebenaran logic, dan fungsionalitas. Disinilah akan diketahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada program.
  5. Maintenance, menangani perangkat lunak yang sudah selesai supaya dapat berjalan dan terhindar dari gangguan-gangguan yang menyebabkan kerusakan.

1.6 Sisitematika Penulisan
            Untuk menmberikan gambaran secara garis besar mengenai penjelasan isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut :
BAB I              PENDAHULUAN
                        Didalam bab ini penulis mengraikan penjelasan mengenai latar belakang masalah , maksud dan tujuan, batasan masalah. Metode pengumpulan data, metode pengembangan perangkat lunak serta sistemmatika penulisan yang menggambarkan secara umum bab-bab yang adda didalam laporan tugas akhir.
BAB II             LANDASAN TEORI
                                 Didalam bab ini penulis akan membahas tentang konsep dasar pendekatan, pengertian perangkat lunak, rekrutmen pegawai, client-server
BAB III           ANALISIS SISTEM
Analisis kebutuhan sistem, mengidentifikasi kelas dan objek, dan pemrograman berorientasi objek.
BAB IV            PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM
Perancangan user interface, perancangan strurtur data, dan perancangan struktur menu yang akan digunakan pada perangkat lunak yang dibangun. Dan juga penerapan perangkat lunak yang dibangun, implementasi kelas dan objek, implementasi layanan objek serta perangkat keras yang dibutuhkan untuk pemakaian system ini.

BAB V             KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta saran untuk perbaikan atas laporan yang dibuat.



2. Artikel ilmiah Eksistensi Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi


EKSISTENSI BAHSA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri. Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia yang relevan dengan perkembangan zaman. Karena itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu dilakukan melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya.
Bahasa dan Sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran. Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan. Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah berusia ± 80 tahun. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang usia tersebut idealnya sudah mampu mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan, sebab sudah banyak merasakan lika-liku dan pahit-getirnya perjalanan sejarah. Untuk menggetarkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan.
Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestasi tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu? Jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar.
Para penuturnya masih dihinggapi sikap inferior (rendah diri) sehingga merasa lebih modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing, padahal sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).
Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini –disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, masyarakat khususnya pelajar yang menyandang gelar kaum intelektual dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, pelajar juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya. 


 POTRET BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI

Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya denga bidang-bidang kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii (1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya. Di Islandia, sebuah negara kecil di Erpa, yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris seabagai bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang salama ini peraturan di negara bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk semua papan nama, sekarang diganti dengan bahasa sendiri. Demikian juga negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai  bahasa nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) Lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya,dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing – masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsure – unsure bahasa lain.
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perludikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai – bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang social budaya dan bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai social budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah atau golongan.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraanbaik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Termasuk kedalam kegiatan – kegiatan itu adalah penulisan dokumen – dokumen dan putusan – putusan serta surat – surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan – badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Sebagai fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di daerah – daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah . didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan bahasanya.
Akhirnya , didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu pengetahuan , dan teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili cirri – ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama , bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai – nilai social budaya nasional kita.
Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media massa cetak dan elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa Indonesia. Media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk sebuah konsep.
Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.



3. Cerpen non ilmiah

BELAJAR BUKAN UNTUK SOMBONG

Ada hal menarik yang selalu membuatku penasaran dengan dia, Suci namanya. Dia teman sekelasku saat aku duduk di bangku kelas V di SD Negeri 1 Tanjung. Dia begitu sederhana dan tak jarang aku melihat dia berdiam di kelas dan memilih membaca buku daripada jajan di kantin bersama temam-temannya.
“Mungkin dia gak bawa sangu?”, tanyaku dalam hati.
“Ya, bisa jadi”, celetukku kemudian karena setelah itu dia mengeluarkan sekantong plastik yang ternyata itu adalah sekotak nasi lengkap dengan lauknya.
“Ups, Tapi kayanya pendapatku salah, soalnya dia barusan menyisihkan uangnya ke kotak amal”.
Pernah suatu hari, aku bertemu dengannya di taman kota dan dia yang kukira pendiam justru menyapaku dengan riang, “Assalamu’alaikum, Tina. Apa kabar?”
“Wa’alaikumussalam, Suci. Alhamdulillah baik, kamu?”, jawabku dan diapun segera menghampiri dan menyalamiku.
Setelah kutanya apa yang sedang dia lakukan, dia pun menjawab kalau dia sedang membantu saudaranya.
“Saudaranya?” pikirku penasaran sebab yang kulihat hanya ada beberapa anak jalanan yang sedang berlatih membaca ataupun berhitung.
Tiba-tiba, seorang anak seusiaku menghampiri kami seraya menyodorkan secarik kertas pada Suci. Dan tak lama kemudian, Suci pun mengacungkan jempol sembari berkata, “Alhamdulillah, nilai seratus buat kamu. Makin semangat ya belajarnya, aku bangga sama kamu”.
Ternyata, yang ia maksud saudara yaitu mereka yang punya tekad kuat untuk belajar, namun tidak bisa mengenyam bangku sekolahan.
“Astaghfirullahal’adzim, aku jadi malu pada mereka”.
Hampir setiap tindakan temanku itu membuatku bengong keheranan, apalagi tadi pagi ketika dia maju ke depan kelas dan mengumumkan kepada kami, “Bagi yang berkenan menyumbangkan pakaian dan buku, baik baru ataupun bekas. Silahkan menghubungi aku ya. Terimakasih”.
Keesokan harinya banyak teman-teman yang turut menyumbang, termasuk dia. Ia pun tak lupa mengucapkan terimakasih dan mendoakan kebaikkan untuk kami lagi. karena masih penasaran atas apa yang ia lakukan, maka aku pun ikut serta membawakan pakaian-pakaian yang telah kami masukan dalam kardus untuk disumbangkan sesuai rencana.
Aku sesekali mengeluh kecapaian, ditambah lagi kakiku terasa pegal-pegal karena sudah sejam perjalanan. Namun, kami belum sampai di tempat tujuan.
“Ya, udah kalau gitu kita istirahat lagi ya?”, ucapnya seraya melemparkan senyum padaku.
“Subhanallah, dia begitu sabar, bahkan raut kesal akan keluh kesahku pun tak pernah tampak. Aku salut sama dia”, gumamku dalam hati sehingga aku mencoba tetap semangat dan semangat lagi seperti dia.
Tak jauh dari pemberhentian kami yang terakhir, dia berkata, “Alhamdulillah, sampai juga”.
“Alhamdulillah”, sahutku sembari menghela nafas panjang.
Deg, aku terkejut dibuatnya ketika ia mengetuk pintu sebuah gubug tua yang menurutku tak layak untuk dihuni. “Apa dia tinggal disini?”.
Belum sempat terjawab rasa penasaranku, tiba-tiba pintu terbuka, “kretek, kretek” terdengar begitu. Lalu, keluarlah beberapa anak kecil menyambut kedatangan kami.
Tampak jelas rona bahagia di wajah mereka, terlebih ketika mereka membuka kardus bawaan kami.
“Makasih ya kakak”, ucap mereka berbarengan kepada Suci.
“Iya, sama-sama, De. Ucapin juga ke teman kakak ini, namanya kak Tina” Balasnya seraya melirik ke arahku.
“Terima kasih, kak Tina”, seru mereka.
Tak sampai disitu, karena sebelum melaksanakan sholat berjamaah, Suci pun mengulungkan buku-buku dan seperangkat alat sholat baru untuk mereka.
“Ya, Allah. Ternyata dia baik banget”, ucapku lirih.
Pukul 16.00 WIB..
Sedih rasanya beranjak dari tempat itu, namun aku juga tak ingin membuat orangtuaku khawatir karena belum pulang sehingga kami segera berpamitan dan menuju halte.
Kupikir kita akan pulang menggunakan angkutan umum, tapi satu, dua hingga empat atau lima bis ia biarkan lewat, padahal hari sudah mulai sore. “Sebenernya apa yang ia tunggu?” pikirku.
“Cit..”, sebuah mobil mewah berhenti di depan kami dan “Ayo”, ajaknya usai membuka pintu mobil yang entah milik siapa itu.
Sambil melihat-lihat isi mobil yang dipenuhi dengan buku-buku, aku kembali dibuatnya terkejut ketika sang sopir berkata, “Nak, Suci. Tadi ibu pesen agar kita mampir ke toko ibu dulu ya?”. Sedangkan Suci hanya mengangguk, lalu mengajakku mengobrol tentang pelajaran di sekolah.
Kami berhenti di depan toko atau lebih tepatnya restoran dan ia lekas memesankan hidangan untuk kami, begitu juga untuk sopir mobil tadi.
Beberapa saat kemudian, seorang ibu menghampiri seraya mengecup kening Suci. Suci pun langsung memperkenalkanku pada ibu itu dan ternyata, “Waw, ibu pemilik restauran itu adalah ibunya. Aku benar-benar tak menyangka. Meski Suci serba punya, namun ia selalu tampil sederhana dan tidak menyombongkan diri”.

Dan aku memberanikan diri untuk bertanya pada dia saat kami melanjutkan perjalanan pulang dan jawab dia, “Untuk apa menyombongkan diri, di atas langitkan ada langit, ya kan? Apalagi semua ini juga titipan-Nya semata