1. Contoh karya ilmiah SKRIPSI
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Seperti halnya Negara-negara lain
didunia, Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, banyak dibantu oleh
peranan swasta dalam membangun ekonominya. Sedemikian besaranya peranan
tersebut, sehingga pemerintah banyak menerbitkan
kebijakan-kebijakan yang bermaksud membantu pengembangan swasta ini diberbagai
bidang usahanya.
Menghadapi peluang-peluang tersebut maka
setiap perusahaan swasta perlu mempersiapkan sumber sumberdaya manusia yang
berkwalitas dan tepat guna. Hal ini semata-mata didasari oleh adanya keinginan
untuk meningkatkan mutu kinerja manajemen perusahaan, agar kiprahnya sesuai
dengan harapan dan kehendak pemerintah.
Sebuah perusahaan harus melihat bahwa
sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan kinerja manajemen perusahaan. Salah
satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan swasta ataupun pemerintah untuk
memperoleh sumberdaya manusia yang berkualitas yang diharapkan antara lain melakukan kegiatan rekrutmen
pegawai. Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut dilakukan melalui proses
seleksi yang merupakan proses penentuan layak atau tidaknya seseorang menempati
suatu pekerjaan tertentu, berdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditentukan
perusahaan. Rekrutmen pegawai dilakukan untuk memenuhi kekurangan sumberdaya
manusia diperusahaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya, kelancaran pelaksanaan
kegiatan rekrutmen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pengolahan data rekrutmen tersebut. Hal ini mengingat, hasil
proses pengolahan data sangat menentukan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan. Selama penulis menilai dan menganalisis, terlihat bahwa
dalam proses pengolahan data rekrutmen tersebut, pelaksanaannya masih
menggunakan fasilitas aplikasi komputer, sehingga hal ini sering menimbulkan
proses penyajian informasi yang diperlukan kurang cepat. mengingat besarnya
harapan, agar proses tersebut dapat dilakukan lebih cepat maka sungguh tepat
jika perangkat lunak rekrutmen pegawai diperusahaan diterapkan.
Sesuai dengan uraian diatas maka dalam
penyusunan tugas akhir ini, diambil judul “PERANGKAT
LUNAK REKRUTMEN PEGAWAI MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN VISUAL BASIC .NET BERBASIS
CLIENT-SERVER”.
Perangkat lunak yang akan dirancang ini
bersifat dinamis atau global maksudnya adalah perangkat lunak ini bisa
digunakan oleh perusahaan yang bergerak dibidang apa saja didalam melakukan
kegiatan rekrutmen pegawai.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan
diatas, maka masalah yang menjadi perhatian penulis dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
1. Proses pemeriksaan hasil tes yang lama
dan tidak langsung diketahui
2. Membutuhkan biaya oprasional yang besar
setiap ada perekrutan karyawan
3.
Tidak
bisa memberikan referensi penempatan jabatan.
4.
Laporan yang digunakan masih membutuhkan proses yang
lama.
1.3Tujuan Penelitian
Maksud
pembangunan perangkat lunak ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan
program strata 1 jurusan sistem informasi di UNIVERSITAS GUNADARMA.
Adapun tujuan dari pembangunan perangkat
lunak ini adalah sebagai berikut :
- Membangun
sebuah perangkat lunak rekrutmen pegawai yang bisa digunakan atau dipakai
di perusahaan ini dalam
melakukan kegiatan rekrutmen pegawai.
- Membangun database terintegrasi didalam sebuah
jaringan
- Mengolah
data calon pelamar lebih cepat diketahui
- Mereferensikan
diterima atau tidaknya pelamar
- Pembuatan
laporan yang akan digunakan oleh perusahaan
didalam pengambilan keputusan final untuk penerimaan pegawai.
1.4
Batasan Masalah
Ruang
lingkup pembahasan dalam pembangunan perangkat lunak ini terbatas pada
masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pengolahan data rekrutmen pegawai
pada tahap tes-tes penerimaan yang berupa soal tanya jawab yang harus dijawab
oleh pelamar, dan memberikan referensi penempatan kerja atau penempatan jabatan
sebagaimana kebutuhan yang telah direncanakan oleh perusahaan.
Perancangan
sistem yang akan digunakan adalah menggunakan, bahasa pemrograman Visual basic
.NET, dan Microsoft SQL Server 2005
sebagai database engine, serta Cristal Report digunakan untuk pembuatan
laporan.
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Metodologi Pengumpulan Data
- Observasi, yaitu mengadakan tinjauan langsung
dengan tujuan mendapatkan gambaran langsung tentang rekrutmen pegawai yang
dijadikan objek dalam tugas akhir tersebut.
- Interview, yaitu mengadakan wawancara langsung
pada pihak-pihak yang dianggap penting agar dapat memberikan penjelasan
secara rinci atas pertanyaan yang diajukan sehingga akan diperoleh data
yang lengkap dan menyeluruh.
- Study Literatur, yaitu mencari informasi lain
yang berasal dari buku-buku yang mendukung terhadap permasalahan-permasalahan
yang diangkat.
1.5.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Adapun
pengembangan sistem yang digunakan adalah paradigma waterfall (Clasic Life
Cycle) dengan tahapan-tahapannya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Keterangan :
- Sistem Engineering, melakukan pengumpulan data dan
penempatan kebutuhan semua elemen sistem.
- Sistem Analisis, Melakukan analisis terhadp permasalahan yang dihadapi
dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak, fungsi performasi dan
interfacing.
- Design,
menetapkan domain informasi untuk perangkat lunak, fungsi dan interfacing.
- Coding,
pengkodeaan yang mengimplementasikan hasil design kedalam kode atau bahasa
yang dimengerti oleh mesin komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman
tertentu.
- Testing,
Melakukan pengujian kebenaran logic, dan fungsionalitas. Disinilah akan
diketahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada program.
- Maintenance, menangani perangkat lunak yang sudah selesai supaya
dapat berjalan dan terhindar dari gangguan-gangguan yang menyebabkan
kerusakan.
1.6
Sisitematika Penulisan
Untuk
menmberikan gambaran secara garis besar mengenai penjelasan isi dari
masing-masing bab adalah sebagai berikut :
BAB
I PENDAHULUAN
Didalam bab ini penulis
mengraikan penjelasan mengenai latar belakang masalah , maksud dan tujuan,
batasan masalah. Metode pengumpulan data, metode pengembangan perangkat lunak
serta sistemmatika penulisan yang menggambarkan secara umum bab-bab yang adda
didalam laporan tugas akhir.
BAB
II LANDASAN
TEORI
Didalam bab ini
penulis akan membahas tentang konsep dasar pendekatan, pengertian perangkat
lunak, rekrutmen pegawai, client-server
BAB
III ANALISIS SISTEM
Analisis kebutuhan sistem,
mengidentifikasi kelas dan objek, dan pemrograman berorientasi objek.
BAB
IV PERANCANGAN & IMPLEMENTASI SISTEM
Perancangan user interface,
perancangan strurtur data, dan perancangan struktur menu yang akan digunakan
pada perangkat lunak yang dibangun. Dan juga penerapan perangkat lunak yang
dibangun, implementasi kelas dan objek, implementasi layanan objek serta
perangkat keras yang dibutuhkan untuk pemakaian system ini.
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai
kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta
saran untuk perbaikan atas laporan yang dibuat.
2. Artikel ilmiah Eksistensi Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi
EKSISTENSI BAHSA INDONESIA DI ERA
GLOBALISASI
Eksistensi
Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini, jati diri bahasa Indonesia
perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya
asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Pengaruh
alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati
diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini semua
menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, pemakai bahasa Indonesia
yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua
kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan
kondisinya.
Disiplin
berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya
dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri. Bahasa Indonesia
memegang peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan sumber daya manusia yang relevan dengan perkembangan zaman. Karena
itu, peningkatan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah perlu dilakukan
melalui peningkatan kemampuan akademik para pengajarnya.
Bahasa
dan Sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran. Pembelajaran
bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk
meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus
dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama
dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus
dilakukan. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah
berusia ± 80 tahun. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang
usia tersebut idealnya sudah mampu mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan,
sebab sudah banyak merasakan lika-liku dan pahit-getirnya perjalanan sejarah.
Untuk menggetarkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
pemerintah telah menempuh politik kebahasaan, dengan menetapkan bulan Oktober
sebagai Bulan Bahasa. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia
justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan.
Mampukah
bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan
punya prestasi tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi?
Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap
peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan
banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu? Jika kita
melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia
belum difungsikan secara baik dan benar.
Para
penuturnya masih dihinggapi sikap inferior (rendah diri) sehingga merasa lebih
modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik
dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing, padahal
sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, beberapa kaidah yang
telah dikodifikasi dengan susah-payah tampaknya belum banyak mendapatkan
perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak, pemakaian bahasa Indonesia
bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosakatanya payah, dan secara
semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan
nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, 2007).
Melihat
persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya
pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini
–disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak
lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan
bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa.
Dengan membaca, masyarakat khususnya pelajar yang menyandang gelar kaum
intelektual dilatih mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah
dan memaknainya. Selain itu, pelajar juga akan menemukan informasi yang belum
diketahuinya.
POTRET BAHASA
INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
Era
globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang
semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang
pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya denga bidang-bidang
kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii (1991) dalam bukunya
Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen
kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya
semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat
juga memempertahankan bahasa ibunya. Di Islandia, sebuah negara kecil di Erpa,
yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun mereka dalam
berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris seabagai bahasa kedua,
negara ini masih mempertahankan kemurnian bahasa pertamanya dari pengaruh
bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang salama ini peraturan di negara
bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa Perancis untuk semua papan nama,
sekarang diganti dengan bahasa sendiri. Demikian juga negara-negara pecahan
Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia)
telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu
menggunakan bahasa Rusia.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
INDONESIA
Bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa
– bahasa daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945 tercantum
pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang
menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua,
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang –
undang dasar 1945.
Derasnya
arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan
dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,
baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan
istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,
termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana
berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Menurut
Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Di
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) Lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya,dan (4) alat yang
memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku bangsa dengan latar belakang
social budaya dan bahasanya masing – masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sebagai
lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping bendera dan
lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah
harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang
kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya
apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa
sehingga bersih dari unsure – unsure bahasa lain.
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai
alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat
adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian
rupa sehingga kesalah pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya
dan bahasa tidak perludikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang
satu ke pelosok yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa
Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi
bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,
adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai – bagai
suku bangsa yang memiliki latar belakang social budaya dan bahasa yang
berbeda-beda kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini
bahasa Indonesia memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai
keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan
identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai social budaya serta latar
belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa
nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas kepentingan
daerah atau golongan.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3)
alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Sebagai
bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara,
peristiwa dan kegiatan kenegaraanbaik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk
tulisan. Termasuk kedalam kegiatan – kegiatan itu adalah penulisan dokumen –
dokumen dan putusan – putusan serta surat – surat yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan badan – badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato
kenegaraan.
Sebagai
fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa
Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai
taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia ,
kecuali di daerah – daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura
, bali , dan Makassar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa
pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk
kepentingan pelaksanaan pemerintah . didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa
Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara
pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar
daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam
masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan bahasanya.
Akhirnya
, didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia berfungsi
sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu pengetahuan , dan
teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat
yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian
rupa sehingga ia memikili cirri – ciri dan identitasnya sendiri , yang
membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama , bahasa Indonesia
kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai – nilai social budaya
nasional kita.
Disamping
itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar. Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media massa cetak dan
elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa
Indonesia. Media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa
Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia
berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat
memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata
untuk sebuah konsep.
Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai.
Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis
bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia
internasional.
3. Cerpen non ilmiah
BELAJAR BUKAN
UNTUK SOMBONG
Ada hal menarik yang selalu
membuatku penasaran dengan dia, Suci namanya. Dia teman sekelasku saat aku
duduk di bangku kelas V di SD Negeri 1 Tanjung. Dia begitu sederhana dan tak
jarang aku melihat dia berdiam di kelas dan memilih membaca buku daripada jajan
di kantin bersama temam-temannya.
“Mungkin dia gak bawa sangu?”, tanyaku dalam hati.
“Ya, bisa jadi”, celetukku kemudian karena setelah itu dia
mengeluarkan sekantong plastik yang ternyata itu adalah sekotak nasi lengkap
dengan lauknya.
“Ups, Tapi kayanya pendapatku salah, soalnya dia barusan
menyisihkan uangnya ke kotak amal”.
Pernah suatu hari, aku bertemu dengannya di taman kota dan
dia yang kukira pendiam justru menyapaku dengan riang, “Assalamu’alaikum, Tina.
Apa kabar?”
“Wa’alaikumussalam, Suci. Alhamdulillah baik, kamu?”,
jawabku dan diapun segera menghampiri dan menyalamiku.
Setelah kutanya apa yang sedang dia lakukan, dia pun
menjawab kalau dia sedang membantu saudaranya.
“Saudaranya?” pikirku penasaran sebab yang kulihat hanya ada
beberapa anak jalanan yang sedang berlatih membaca ataupun berhitung.
Tiba-tiba, seorang anak seusiaku menghampiri kami seraya
menyodorkan secarik kertas pada Suci. Dan tak lama kemudian, Suci pun
mengacungkan jempol sembari berkata, “Alhamdulillah, nilai seratus buat kamu.
Makin semangat ya belajarnya, aku bangga sama kamu”.
Ternyata, yang ia maksud saudara yaitu mereka yang punya
tekad kuat untuk belajar, namun tidak bisa mengenyam bangku sekolahan.
“Astaghfirullahal’adzim, aku jadi malu pada mereka”.
Hampir setiap tindakan temanku itu membuatku bengong
keheranan, apalagi tadi pagi ketika dia maju ke depan kelas dan mengumumkan
kepada kami, “Bagi yang berkenan menyumbangkan pakaian dan buku, baik baru
ataupun bekas. Silahkan menghubungi aku ya. Terimakasih”.
Keesokan harinya banyak teman-teman yang turut menyumbang,
termasuk dia. Ia pun tak lupa mengucapkan terimakasih dan mendoakan kebaikkan
untuk kami lagi. karena masih penasaran atas apa yang ia lakukan, maka aku pun
ikut serta membawakan pakaian-pakaian yang telah kami masukan dalam kardus
untuk disumbangkan sesuai rencana.
Aku sesekali mengeluh kecapaian, ditambah lagi kakiku terasa
pegal-pegal karena sudah sejam perjalanan. Namun, kami belum sampai di tempat
tujuan.
“Ya, udah kalau gitu kita istirahat lagi ya?”, ucapnya
seraya melemparkan senyum padaku.
“Subhanallah, dia begitu sabar, bahkan raut kesal akan keluh
kesahku pun tak pernah tampak. Aku salut sama dia”, gumamku dalam hati sehingga
aku mencoba tetap semangat dan semangat lagi seperti dia.
Tak jauh dari pemberhentian kami yang terakhir, dia berkata,
“Alhamdulillah, sampai juga”.
“Alhamdulillah”, sahutku sembari menghela nafas panjang.
Deg, aku terkejut dibuatnya ketika ia mengetuk pintu sebuah
gubug tua yang menurutku tak layak untuk dihuni. “Apa dia tinggal disini?”.
Belum sempat terjawab rasa penasaranku, tiba-tiba pintu
terbuka, “kretek, kretek” terdengar begitu. Lalu, keluarlah beberapa anak kecil
menyambut kedatangan kami.
Tampak jelas rona bahagia di wajah mereka, terlebih ketika
mereka membuka kardus bawaan kami.
“Makasih ya kakak”, ucap mereka berbarengan kepada Suci.
“Iya, sama-sama, De. Ucapin juga ke teman kakak ini, namanya
kak Tina” Balasnya seraya melirik ke arahku.
“Terima kasih, kak Tina”, seru mereka.
Tak sampai disitu, karena sebelum melaksanakan sholat
berjamaah, Suci pun mengulungkan buku-buku dan seperangkat alat sholat baru
untuk mereka.
“Ya, Allah. Ternyata dia baik banget”, ucapku lirih.
Pukul 16.00 WIB..
Sedih rasanya beranjak dari tempat itu, namun aku juga tak
ingin membuat orangtuaku khawatir karena belum pulang sehingga kami segera
berpamitan dan menuju halte.
Kupikir kita akan pulang menggunakan angkutan umum, tapi
satu, dua hingga empat atau lima bis ia biarkan lewat, padahal hari sudah mulai
sore. “Sebenernya apa yang ia tunggu?” pikirku.
“Cit..”, sebuah mobil mewah berhenti di depan kami dan
“Ayo”, ajaknya usai membuka pintu mobil yang entah milik siapa itu.
Sambil melihat-lihat isi mobil yang dipenuhi dengan
buku-buku, aku kembali dibuatnya terkejut ketika sang sopir berkata, “Nak,
Suci. Tadi ibu pesen agar kita mampir ke toko ibu dulu ya?”. Sedangkan Suci
hanya mengangguk, lalu mengajakku mengobrol tentang pelajaran di sekolah.
Kami berhenti di depan toko atau lebih tepatnya restoran dan
ia lekas memesankan hidangan untuk kami, begitu juga untuk sopir mobil tadi.
Beberapa saat kemudian, seorang ibu menghampiri seraya
mengecup kening Suci. Suci pun langsung memperkenalkanku pada ibu itu dan
ternyata, “Waw, ibu pemilik restauran itu adalah ibunya. Aku benar-benar tak
menyangka. Meski Suci serba punya, namun ia selalu tampil sederhana dan tidak
menyombongkan diri”.
Dan aku memberanikan diri untuk bertanya pada dia saat kami
melanjutkan perjalanan pulang dan jawab dia, “Untuk apa menyombongkan diri, di
atas langitkan ada langit, ya kan? Apalagi semua ini juga titipan-Nya semata